Lupus by The Book

(Disarikan dari www.syamsidhuhafoundation.org & www.yayasanlupusindonesia.org)

APAKAH LUPUS?

Lupus adalah penyakit kronik/menahun, merupakan penyakit daya tahan tubuh atau disebut penyakit “autoimun” artinya kekebalan/perlindungan (immune) terhadap jaringan tubuh sendiri (auto). Pada manusia normal, sisitim kekebalan tubuh akan membuat antibodi yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam virus, kuman, atau bakteri dan benda asing lainnya. Benda asing ini disebut antigens. 

Pada penyakit autoimune seperti Lupus, sistim kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk melihat perbedaan antara substansi asing dengan sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada mereka yang hidup dengan Lupus, produksi  antibodi ini terlalu berlebihan.  Sayangnya saking berlebihnya, antibodi ini tidak “menyerang” pada “kuman atau musuhnya” tetapi justru “menyerang” sistim kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. Antibodi seperti ini disebut “auto-antibodi” bereaksi dengan antigens “sendiri” membentuk immune complexes. Immune Complexes yang terdapat dalam jaringan  dapat menyebabkan peradangan, luka pada jaringan dan rasa sakit. Sistim kekebalan ini tidak mengenal mana teman mana lawan.

Lupus dikatakan “great imitator”(peniru yang ulung)/“mimikri” (menyerupai penyakit lain), bukan satu jenis penyakit, amat heterogen. Gejala Lupus dapat terjadi dari ringan sampai berat. Gejala pada sebagian Odapus (orang dengan Lupus) cukup ringan. Sedangkan bagi yang lainnya, lupus bisa menjadi masalah serius dan dapat berakibat fatal bahkan mengancam kelangsungan hidupnya.

APA PENYEBAB LUPUS

Faktor penyebab terserangnya seseorang terhadap penyakit Lupus hingga kini belum diketahui, tetapi pengaruh lingkungan, faktor genetik, dan hormon diduga sebagai penyebabnya.

Faktor Genetik: Sudah mengarah ke genetika yang berhubungan dengan kromosom X, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai keluarga dekat (orangtua atau kakak-adik) yang juga menderita lupus, 5% bayi yang dilahirkan dari penderita lupus terkena lupus juga, bila kembar identik, kemungkinan yang terkena Lupus hanya salah satu dari kembar tersebut.

Faktor Hormon: dapat menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih sering terkena penyakit lupus dibandingkan laki-laki.  Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon, khususnya ekstrogen menjadi penyebab pencetus penyakit Lupus. Akan tetapi  hingga kini belum diketahui jenis hormon apa yang menjadi penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan pada periode tertentu yang menyebabkan meningkatnya gejala Lupus masih belum diketahui.

Faktor Lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya: infeksi, stress, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultra violet (matahari) dan penggunaan obat-obat tertentu.

JENIS PENYAKIT LUPUS

Discoid Lupus – organ tubuh yang terkena hanya bagian kulit
Dapat dikenali dari ruam yang muncul di muka, leher dan kulit kepala, ruam di sekujur tubuh, berwarna kemerahan, bersisik, kadang gatal. Pada Lupus jenis ini dapat didiagnosa dengan menguji biopsi dari ruam. Pada discoid lupus hasil biopsi akan terlihat ketidak normalan yang ditemukan pada kulit tanpa ruam. Dan, jenis ini pada umumnya tidak melibatkan organ-organ tubuh bagian dalam. Oleh karena itu, tes ANA (pemeriksaan darah yang digunakan untuk mengetahui keberadaan sistemik lupus – hasilnya bisa saja bersifat negatif pada pasien pengidap discoid lupus. Akan tetapi pada sebagian besar pasien dengan jenis discoid lupus – hasil pemeriksaan ANA-nya positif, tetapi masih dalam tingkatan atau titer yang  rendah. 10% pasien Discoid dapat menjadi SLE.

Drug-Induced Lupus – lupus yang timbul akibat efek samping obat.
Lupus jenis ini baru muncul setelah seseorang menggunakan jenis obat tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Ada 38 jenis obat yang dapat menyebabkan Drug-Induced Lupus. Salah satu contoh faktor yang mempengaruhi DIL adalah akibat penggunaan obat-obatan hydralazine (untuk mengobati darah tinggi) dan procainamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). Tapi tidak semua penderita yang menggunakan obat-obatan ini akan berkembang menjadi drug-induced Lupus, hanya sekitar 4% orang-orang yang menggunakan obat-obatan tersebut yang akan berkembang menjadi drug-induced Lupus dan gejala akan mereda apabila obat-obatan tersebut dihentikan. Gejala dari drug-induced lupus (DIL) serupa dengan Lupus sistemik. Umumnya gejala akan hilang dalam jangka waktu 6 bulan setelah obat dihentikan. Pemeriksaan Tes AntiNuclear Antibody (ANA) dapat tetap positif.

Sistemic Lupus Erythematosus.
Lupus ini lebih berat dibandingkan dengan discoid lupus – karena gejalanya menyerang banyak organ tubuh atau sistim tubuh pasien Lupus. Pada sebagian orang hanya kulit dan sendinya saja yang terkena , akan tetapi pada sebagian pasien lupus lainnya menyerang organ vital:  Jantung, Paru, Ginjal, Syaraf, Otak. Namun perlu dicatat : Umumnya tidak ditemukan adanya dua orang odapus terkena Sistemik lupus dengan gejala yang persis sama. Lupus sistemik bisa masuk periode  dimana, jika ada, gejalanya membaik (remisi), dan dilain waktu penyakit dapat menjadi lebih aktif (flare up).Gejala dari yang paling ringan sampai yang paling berat.


BAGAIMANA GEJALA LUPUS?

Gejala lupus sangat beragam, oleh karena itu dokter terkadang sulit untuk mendiagnosa penyakit ini. Biasanya diawali dengan lemah badan, demam dan nyeri pada sendi dan otot. Kadang gejala ini disalahartikan dengan flu yang berulang. Lupus dapat mengenai berbagai alat tubuh. Gejala yang dirasakan adalah:

Sistem otot dan tulang: Sakit pada sendi pada kedua sisi (kiri maupun kanan) tanpa merusak sendi. Sering mengenai tangan, lutut dan pergelangan tangan. Kadang disertai dengan rasa lemas dan nyeri pada otot.

Kulit & rambut: Keterlibatan kulit terjadi 90% penderita lupus. Secara klasik dapat ditemukan kemerahan pada wajah (malar rash) yang dicetuskan oleh paparan sinar matahari. Selain itu juga didapati lesi diskoid pada kulit. Rambut terutama pada dahi menjadi rontok. Lesi kulit dan rambut dapat dihilangkan dengan pengobatan yang baik.

Ginjal: Kerusakan ginjal didapati pada hampir seluruh penderita lupus. Jika kerusakannya berat maka diperlukan pengobatan imunosupresif. Untuk itu penting kiranya memeriksa urin secara berkala karena stadium awal dari kerusakan ginjal ditandai dengan adanya protein dalam urin.

Jantung & pembuluh darah: Kerusakan jantung yang diderita penderita lupus berupa cairan pada selaput jantung, vegetasi pada katup jantung, perkapuran (aterosklerosis) pada pembuluh darah dan nyeri pada ujung-ujung jari dan perubahan warna menjadi putih kebiruan jika terkena udara dingin dan emosi yang meningkat yang disebut fenomena Raynaud.

Susunan saraf: Gangguan otak, saraf dan kejiwaan didapati pada 15% penderita lupus. Kelainan dapat berupa kejang, kelemahan otot, depresi, gelisah dan stroke.

Paru: Sesak nafas yang dirasakan pada penderita lupus dapat disebabkan oleh adanya cairan pada selaput paru dan juga akibat infeksi paru (pneumonia).

Darah: Hampir setengah penderita lupus menderita anemia. Selain itu terdapat jumlah trombosit dan lekosit yang rendah daripada orang sehat. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan dan mudah terinfeksi.

Mata: Kerusakan mata jarang didapati pada penderita lupus. Kerusakan retina dapat terjadi akibat pengobatan lupus dengan menggunakan obat anti malaria (Chloroquine). Jika menggunakan obat sejenis ini maka diperlukan kontrol yang teratur ke dokter mata. 

Berikut ini kekerapan gejala yang sering dialami penderita lupus:
- Nyeri sendi (95%)
- Demam (lebih dari 38 C) 90%
- Bengkak Sendi 90%
- Lemah Badan 81%
- Kemerahan pada kulit 74%
- Anemia 71%
- Kerusakan ginjal 50%
- Nyeri dada sewaktu bernafas (pleuritis) 45%
- Malar rash (bercak pada wajah) 42%
- Fotosensitif 30%
- Rambut rontok 27%
- Gangguan pembekuan darah 20%
- Fenomena Raynoud 17%
- Kejang 15%
- Sariawan 12%

BAGAIMANA DIAGNOSA LUPUS?

Jika seseorang diduga menderita lupus, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk membuktikan diagnosa tersebut. Pemeriksaan laboratorium juga berguna untuk memastikan alat tubuh apa saja yang terkena. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah antinuclear antibody (ANA) dan anti-double stranded DNA (drDNA) dan anti-smith antibodies (Sm). Pemeriksaan laboratorium akan dipadukan dengan pemeriksaan klinis dokter untuk menyatakan apakah menderita lupus atau tidak dan seberapa jauh kerusakan alat tubuh yang terjadi akibat lupus.

APAKAH PENCETUS KAMBUHNYA LUPUS?

Lupus dapat dicetuskan oleh paparan sinar matahari dan infeksi. Jika lupus kambuh akan timbul kemerahan pada wajah atau kulit lainnya dan kemudian terjadi pula gangguan pada alat tubuh-alat tubuh lainnya. Terkadang lupus dicetuskan oleh kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika tidak dapat menghindari paparan sinar matahari, terkena infeksi (misalnya: batuk pilek yang tidak sembuh-sembuh), sewaktu hamil dan akan menjalani persalinan.

BAGAIMANA MENGOBATI LUPUS?

Pengobatan lupus tergantung dari berat-ringannya dan alat tubuh mana yang terkena. Untuk itu diperlukan pemeriksaan medis secara berkala. Jika terdapat gejala ringan dapat diberikan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan anti malaria (seperti Chloroquine). Jika terdapat gejala yang berat dab beresiko mengancam jiwa, maka diberikan Steroid (seperti Prednison, Metilprednisolon) dan obat imunosupresif (seperti azathioprine, cyclophosphamide, mycophenolate mofetil dan cyclosporine).

Obat-obat tersebut mempunyai beberapa efek samping. Efek samping yang ditimbulkan beragam dari ringan sampai berat dan terkadang baru dirasakan setelah jangka waktu lama.

Efek samping yang sering dirasakan adalah:
- Nyeri ulu hati
- Mual dan kadang disertai muntah
- Tekanan darah tinggi 
- Berat badan meningkat
- Muka menjadi bulat
- Osteoporosis
- Rambut rontok
- Meningkatnya resiko infeksi (misalnya: tuberkulosis)
Setelah perbaikan, maka dosis dan jenis obat akan dikurangi secara bertahap.