Wednesday, April 11, 2012

The Beginning of The End. House M.D: It's Lupus!

Oke, episode pembuka House Season 8 jelas membuat saya agak terharu biru. Setelah penantian lumayan lama dari berakhirnya season 7 yang dramatis, tentunya saya lumayan berdebar-debar excited menyambut episode pertama. Girang macam anak kecil di toko mainan. Tapi agak nyesek juga saat mengetahui inilah season perpisahan. Ah...

Twenty Vicodin, begitu judul episode pertama. Di tengah haru biru antara girang dan sedih, 15 menit pertama langsung menghentak. Singkat cerita, House yang sedang dipenjara, langsung mendiagnosis sesama narapidana yang mengeluhkan sakit dengaaaaannnn.....(drum roll)....Lupus! "It's Lupus". Dan ya, dia berkali-kali mengucapkannya untuk meyakinkan sang dokter yang bertugas di penjara. Whoaaa...

Jadi mikir. Eh, ini House bukan ya? Hahahaaa...agak ironis kalau ingat bahwa seorang dokter House yang punya mantra andalan: "People don't change" ternyata bisa berubah! Mungkin sebuah pertanda ya..untuk mengakhiri kejayaan serial itu setelah (menuju) 8 tahun. House memang sudah banyak berubah. Jajaran pemerannya, hingga konfliknya yang semakin rumit dan berliku. Mungkin memang sudah saatnya.


Tetap disayangkan. Tak banyak serial TV yang tak sekedar menghibur tapi juga berjasa membangun kesadaran dan semangat edukasi soal isu kesehatan. Oke, tak sedikit serial yang mengangkat tema serupa macam ER, Grey's Anatomy, Hawthorne. Tapi, tetap tak ada yang sebrilian House yang mengulik dan memecahkan teka-teki penyakit pasien macam Sherlock Holmes memecahkan kasus kejahatan atau tim CSI memecahkan kasus pembunuhan.

Dulu saya mana mungkin tahu soal Sjogren's Sydrome, Multiple Sclerosis, Lupus, dan nama-nama penyakit ajaib lainnya. Jangankan tahu, mendengarnya saja tidak. Oke, tak perlu berharap bisa mengingat semua nama obat dan penanganannya, tapi setidaknya kenal dengan 'mereka' sudah menjadi terobosan. Lihat saja, berkat House, lebih banyak orang tahu soal Lupus. Termasuk saya, sebelum saya (ternyata) didiagnosis dengan Lupus. Melihat dan mengetahui apa itu Lupus dan rintangannya setidaknya mendorong lebih banyak penelitian untuk menemukan obat bagi pasien Lupus. Dan yang tak kalah penting, membantu mereka--keluarga dan teman-- pasien untuk menjadi bagian dari support system yang membantu dan memudahkan hidup sang pasien. Makin banyak tahu makin baik bukan?

Saya tak mau berharap banyak dari televisi lokal. Jangankan berharap adanya program TV macam House yang cerdas dan berisi, tayangan berita yang memang sudah seharusnya cerdas dan berisi pun seringkali gagal terwujud. Akhirnya, di tengah semangat saya untuk menikmati sajian House season pamungkas ini, tak bisa dipungkiri rasanya sedih semuanya akan berakhir.

No comments:

Post a Comment