MANUSIA tentunya adalah makhluk yang reaktif, responsif. Apa yang terjadi ketika orang-orang di sekitar Anda akhirnya mengetahui Anda dengan Lupus? Tentunya setelah melewati tahap reaksi kaget, terdiam dan simpati..ada beberapa reaksi umum yang terjadi. Sebagian memilih untuk bersikap sopan dan berusaha menolong dengan tidak menyinggung topik tersebut sama sekali setiap bersama Anda dan melanjutkan hidup apa adanya. Sebagian lainnya berusaha menolong dengan memberikan saran, bantuan, solusi. Ya, salah satu solusi paling sering saya terima adalah masukan mengenai obat/vitamin/suplemen/pengobatan tertentu. Mulai dari informasi seputar nama dokter, obat, lokasi atau bahkan langsung memberikan produk bersangkutan kepada saya...firsthand!
Ketika Anda termasuk orang yang sulit mengatakan "Tidak..no, thanks"..situasi macam ini pada satu titik cukup memusingkan juga. Ketika kalimat "Jangan sampe sakit" menjadi mantra lahir batin sejak didiagnosis Lupus, melakukan tindakan pencegahan adalah suatu keharusan dan menjadi rutinitas. Tentunya di luar prinsip makan sehat dan bergizi, mengkonsumsi vitamin sudah menjadi bagian hidup. Apalagi jika aktivitas mulai padat dan badan mulai terasa semriwing..dosis tentunya makin sering dan jenisnya makin beragam. Ngemil buah, vitamin C, B kompleks, madu, jus, hingga air zam-zam (kalau ada). Jangan tanya soal susu. Sejak rutin mengkonsumsi prednisolone dan sempat mengkonsumsi obat TB, minum susu 3x sehari adalah mandatory karena obat-obatan tersebut punya efek mengakibatkan tulang keropos alias osteoporosis.
Kalau flu sampai menyerang, obat flu dan teman-temannya sudah pasti mengisi hari-hari ditambah air perasan jeruk hangat, kunyit dan ramuan jus sayur/buah racikan rumah. Idealnya memang, setiap asupan makan dan minum bagi tubuh adalah yang bermanfaat dan tidak membahayakan. Tapi tentunya urusan makan dan minum tak melulu sehat tapi juga enaaakkkk. Mungkin manfaatnya tak signifikan, tapi urusan rasa sulit dibantah, bukan begitu? :p
So yes..ada hari-hari dimana saya merasa setiap asupan makanan dan minuman yang saya telan tanpa terkecuali memiliki penjelasan medis (modern maupun tradisional)...and it's overwhelming! Bukan karena tak ingin, tapi saya memang tak sempat dan tak memiliki sisa ruang di perut untuk asupan "enak tapi gak penting".
Dan itu semua belum ditambah sebotol suplemen kapsul minyak ikan, berbotol-botol teh herbal, dan jeli teripang untuk kekebalan tubuh yang menanti dikonsumsi, pemberian dari mereka yang menyempatkan waktu untuk mencari tahu dan membantu. It is overwhelming indeed...the amount of attention, and..the amount of pills & remedies to be swallowed. Jujur saja, saya sedikit mati gaya setiap kali ada yang mendatangi saya dengan info mengenai obat/dokter/pengobatan tertentu, mulai dari yang umum hingga mutakhir atau pun nyerempet praktek 'kepercayaan'. Apalagi jika diakhiri dengan kalimat.."ya, namanya juga usaha..ke dokter tetap jalan terus, tapi usaha kan bisa ke mana aja..siapa tahu cocok". Tak sedikit yang bernada 'memaksa'..seolah terkutuklah saya karena selama ini tak serius mencoba untuk sembuh (semoga ini hanya perasaan saya saja).
Tapi mengertilah..saya bukannya tak serius. Justru karena keseriusan itulah saya TAK menerima setiap saran yang diberikan. Terlepas dari niat membantu yang amat sangat saya hargai, seringkali saran itu diberikan tanpa dibekali pengetahuan cukup di belakangnya. Tak sedikit saran yang datang dimulai dengan pembuka macam : "ada pasien Lupus yang sembuh setelah minum obat ini..." Yah, setiap kali saya mendengarnya jujur semangat menyimak langsung berkurang. Sekali lagi, itulah miskonsepsi terbesar seputar Lupus. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan atau menghilangkan Lupus di dunia medis. Yang ada adalah metode pengobatan untuk membuat Lupus terus dalam kondisi remisi (tak aktif). Dan itulah yang TELAH saya lakukan hingga saat ini. Berupaya membuatnya tidak kambuh dengan 2 cara. Pertama: rutin kontrol ke dokter dan mengkonsumsi obat setiap hari. Dan tentunya banyak hal lain di luar itu, yang masuk dalam kategori kedua: hidup sehat, mencegah sakit dan segala hal yang bisa memicunya kambuh. Kurang serius apa lagi kah?
Saya percaya, berbagai jenis vitamin, obat/ramuan herbal dan tradisional di luar sana termasuk dalam upaya kategori kedua: hidup sehat dan mencegah sakit. Dan saya tidak menentang itu, tidak. Hanya saja, saya memilih untuk tidak berlebihan. Seperti halnya hukum alam...ada proses seleksi. Buat saya sendiri..saya bersedia mencoba, namun seiring dengan waktu ada proses seleksi. Baik itu dari segi efek samping yang mungkin terjadi (dan mungkin saja hanya terjadi pada saya), maupun sesuai prinsip praktis-efektif-efisien (tidak membutuhkan dosis tinggi atau konsumsi sering & mudah dikonsumsi semakin baik). Oh, dan tentunya saya akan mencermati informasi terkait produk bersangkutan. Semakin bombastis menjual klaim, semakin cepat tersingkir.
Tapi mengertilah..saya bukannya tak serius. Justru karena keseriusan itulah saya TAK menerima setiap saran yang diberikan. Terlepas dari niat membantu yang amat sangat saya hargai, seringkali saran itu diberikan tanpa dibekali pengetahuan cukup di belakangnya. Tak sedikit saran yang datang dimulai dengan pembuka macam : "ada pasien Lupus yang sembuh setelah minum obat ini..." Yah, setiap kali saya mendengarnya jujur semangat menyimak langsung berkurang. Sekali lagi, itulah miskonsepsi terbesar seputar Lupus. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan atau menghilangkan Lupus di dunia medis. Yang ada adalah metode pengobatan untuk membuat Lupus terus dalam kondisi remisi (tak aktif). Dan itulah yang TELAH saya lakukan hingga saat ini. Berupaya membuatnya tidak kambuh dengan 2 cara. Pertama: rutin kontrol ke dokter dan mengkonsumsi obat setiap hari. Dan tentunya banyak hal lain di luar itu, yang masuk dalam kategori kedua: hidup sehat, mencegah sakit dan segala hal yang bisa memicunya kambuh. Kurang serius apa lagi kah?
Saya percaya, berbagai jenis vitamin, obat/ramuan herbal dan tradisional di luar sana termasuk dalam upaya kategori kedua: hidup sehat dan mencegah sakit. Dan saya tidak menentang itu, tidak. Hanya saja, saya memilih untuk tidak berlebihan. Seperti halnya hukum alam...ada proses seleksi. Buat saya sendiri..saya bersedia mencoba, namun seiring dengan waktu ada proses seleksi. Baik itu dari segi efek samping yang mungkin terjadi (dan mungkin saja hanya terjadi pada saya), maupun sesuai prinsip praktis-efektif-efisien (tidak membutuhkan dosis tinggi atau konsumsi sering & mudah dikonsumsi semakin baik). Oh, dan tentunya saya akan mencermati informasi terkait produk bersangkutan. Semakin bombastis menjual klaim, semakin cepat tersingkir.
Pada akhirnya..adalah sebuah pilihan untuk memilah dan memilih saran/produk mana yang terbaik untuk diri sendiri. When in doubts, turn to your doctor or Mr. Google. Selama itu sudah dikenal luas dan terbukti memiliki manfaat bagi kesehatan secara umum, kenapa tidak? Sedangkan untuk beragam produk dengan klaim penyebuhan instan..ah, saya skip saja. Tapi setidaknya, saya tetap mensyukuri mereka yang berniat membantu dan memberi. So yes..i'll keep calm and swallow my pills. And please, don't get frustrated just because I still have Lupus even after those pills.
No comments:
Post a Comment